Beranda | Artikel
Hati-Hati Amalan Terhapus Karena Riya
Kamis, 11 April 2019

Bersama Pemateri :
Syaikh `Abdurrazzaq bin `Abdil Muhsin Al-Badr

Hati-Hati Amalan Terhapus Karena Riya’ adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam dengan pembahasan Kitab الدروس المهمة لعامة الأمة (pelajaran-pelajaran penting untuk segenap umat). Pembahasan ini disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr pada 10 Rajab 1440 H / 17 Maret 2019 M.

Download kajian sebelumnya: Syirik Adalah Dosa Yang Tidak Diampuni Allah

Status Program Kajian Tentang Pelajaran Penting untuk Umat

Status program Kajian Tentang Bagaimana Menjadi Pembuka Pintu Kebaikan: AKTIF. Mari simak program kajian ilmiah ini di Radio Rodja 756AM dan Rodja TV setiap ahad & senin pukul 17.00 - 18.00 WIB.

Kajian Ilmiah Tentang Hati-Hati Amalan Terhapus Karena Riya’

Diantara hal-hal yang mengharuskan kita takut terjatuh kepada kesyirikan yaitu dengan cara mentadabburi hadits yang mulia. Yaitu Nabi Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam suatu hari pernah mendatangi para Sahabat Radhiyallahu ‘Anhum yang ketika itu mereka sedang berbicara tentang fitnah yang sangat dahsyat, fitnah yang sangat berbahaya, yaitu fitnah Dajjal. Ini adalah fitnah yang paling besar dan paling berbahaya. Akan tetapi Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata kepada mereka:

أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِمَا هُوَ أَخْوَفُ عَلَيْكُمْ عِنْدِي مِنَ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ؟

“Maukah aku beritahukan kepada kalian sesuatu yang lebih aku taktutkan atas kalian dari pada Dajjal?”

Para Sahabat berkata, “Iya, tentu kami mau.”

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

الشِّرْكُ الْخَفِيُّ، أَنْ يَقُومَ الرَّجُلُ يُصَلِّي، فَيُزَيِّنُ صَلَاتَهُ، لِمَا يَرَى مِنْ نَظَرِ رَجُلٍ

“Yaitu syirik khafi, yaitu seseorang berdiri untuk shalat, kemudian dia memperbagus shalatnya karena ada orang lain yang melihatnya.” (HR. Ibnu Majah)

Inilah yang ditakutkan oleh Nabi Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepada umatnya. Yaitu orang yang memperbaiki shalatnya karena dilihat oleh orang lain atau ibadah hajinya atau seluruh ibadah-ibadah yang lain karena dilihat oleh orang lain.

Bahaya fitnah riya’ dizaman kita lebih besar dari pada zaman dahulu. Karena saat ini setiap orang punya HP dan di HP tersebut ada kamera. Sehingga banyak diantara mereka ketika beribadah di dua kota suci Mekah dan Madinah atau di tempat-tempat lainnya, mereka hanya sibuk untuk mengambil photo. Baik itu dengan photo atau dengan video yang mereka ingin memperlihatkan kepada orang lain apa yang mereka kerjakan.

Dan kami menyaksikan di sini juga selain kami melihat banyak diantara mereka yang berdiri di tempat-tempat tertentu, tempat berdo’a, tempat ibadah kemudian mereka mengangkat kedua tangannya seperti orang yang sedang berdo’a kemudian dia minta untuk diphoto.

Sampai disini saja, dia hanya ingin diphoto dalam keadaan berdo’a atau ketika dia berada di Ka’bah, atau ketika dia berada di tempat melempar jumrah atau ketika berada di tempat sa’i atua di tempat-tempat lain. Kemudian mereka meletakkan photo ini di ruang tamu mereka atau di album photo atau ia kirimkan kepada orang lain agar orang lain melihat apa yang dia kerjakan.

Kesempatan untuk melakukan perbuatan riya’ dizaman kita ini lebih berbahaya dan lebih besar daripada dizaman dahulu setelah adanya alat-alat seperti HP dan selainnya. Ketika dizaman dahulu, orang yang ingin melakukan riya’, dia perlu untuk menceritakan sendiri apa yang ia lakukan. Ia berbicara kepada orang lain dan mengatakan, “Saya pergi ke Mekkah, saya berada di Arafah, aku menangis di sana, aku berdo’a dengan khusyu`” itu di zaman dahulu.

Adapun dizaman sekarang dengan diam, tidak perlu untuk berbicara. Cukup ia mengirimkan foto atau video yang dia lakukan tidak perlu berbicara dan tidak perlu ia jelaskan.

Sampai beliau mengatakan bahwasanya ada orang yang menyampaikan kepada beliau melihat seorang yang bersama dengan temannya di masjid. Kemudian temannya tersebut memberikan dia kamera kemudian dia pun duduk seperti orang yang sedang tasyahud. Kemudian setelah itu ia diphoto dan pergi tanpa melakukan shalat sama sekali.

Apa yang diinginkan dengan photo tersebut? Yang diinginkan adalah ia ingin mengatakan kepada teman-temannya, “Ini photo saya, saya sedang shalat di Masjid Nabawi” dan tentu dia berbohong. Karena dia ketika itu tidak shalat. Dia hanya duduk untuk diambil photonya.

Demikian juga keadaan orang yang mengangkat tangannya seperti orang yang berdo’a kemudian dia mengatakan, “Ini photo saya, saya sedang berdo’a.” Padahal dia berbohong. Dia tidak berdo’a kepada Allah. Ini adalah musibah yang sangat besar. Karena setelah dia capek melakukan safar,  mengeluarkan harta dan capek melakukan ibadah, akan tapi amalannya terhapus disebabkan perbuatan-perbuatan tersebut.

Dan diantara hal yang mengharuskan kita takut terjatuh kepada kesyirikan adalah banyaknya penyeru-penyeru kepada kesehatan, banyaknya dai-dai yang mengajak kepada kebatilan. Dan hal ini yang sangat ditakutkan oleh Nabi kita kepada umatnya. Beliau bersabda:

إِنَّمَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي الْأَئِمَّةَ الْمُضِلِّينَ

“Yang aku takuti atas umatku hanyalah para pemimpin yang menyesatkan.” (HR. Abu Dawud)

Dan disaat ini banyak sekali orang yang mengatakan kepada manusia, “Tenang, tidak perlu takut. Karena syirik tidak akan terjadi lagi diumat ini.” Mereka menyebutkan sebagian hadits-hadits yang tidak sesuai dengan makna yang dia inginkan. Padahal Nabi Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

وَلاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّـى تَلْحَقَ قَبَائِلُ مِنْ أُمَّتِي بِالْمُشْرِكِينَ، وَحَتَّى تَعْبُدَ قَبَائِلُ مِنْ أُمَّتِي اْلأَوْثَانَ

“dan tidak akan tiba hari Kiamat hingga beberapa kabilah dari umatku mengikuti kaum musyrikin, dan beberapa kabilah dari umatku menyembah berhala.” (HR. Tirmidzi)

Tidak ada yang lebih jelas daripada hadits ini dan ini adalah hadits yang shahih, hadits yang benar datang dari Nabi Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Akan tetapi sebagian mereka mengatakan kepada manusia bahwasanya Nabi Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda:

إِنَّ الشَّيْطَانَ قَدْ أَيِسَ أَنْ يَعْبُدَهُ الْمُصَلُّونَ فِي جَزِيرَةِ الْعَرَبِ

“Sesungguhnya setan telah putus asa untuk disembah oleh orang-orang yang salat di Jazirah Arab.”

Mereka mengatakan bahwasanya tidak akan terjadi lagi syirik di Jazirah Arab. Padahal para ulama telah menjelaskan makna hadits ini, yaitu bahwasannya setan ketika melihat kuatnya iman dizaman Sahabat dan mereka sangat perhatian dengan tauhid, maka setan merasa putus asa bahwasanya dia tidak akan disembah lagi di Jazirah Arab. Akan tetapi kita ketahui bahwasannya tidak akan datang suatu zaman kecuali zaman berikutnya lebih buruk daripada zaman tersebut. Maka setan pun terus berusaha menggoda manusia dan tidak berhenti. Bahkan terus berusaha untuk menyesatkan dan menghalangi manusia dari agama Allah Subhanahu wa Ta’ala sampai banyak dari umat ini yang kembali menyembah berhala.

Tentu orang yang melakukan kesalahan besar dan membuat orang-orang awam dan orang-orang bodoh menjadi tersesat, mereka mengatakan tidak akan terjadi kesyirikan sama sekali. Maka tidak butuh lagi seseorang untuk berdo’a memohon perlindungan dari kesyirikan.

Dan mereka tidak takut terjatuh kedalam kesyirikankan. Mereka kemudian tidak semangat untuk mempelajari tentang kesyirikan. Sehingga banyak bentuk-bentuk kesyirikan masuk kedalam amalan-amalan mereka, perkataan-perkataan mereka dan perbuatan-perbuatan mereka karena mereka menyangka bahwasanya syirik tidak akan terjadi lagi. Padahal mereka sudah terjatuh kedalam kesyirikan dan ini yang menjelaskan kepada kita bahayanya da’i-da’i yang menyesatkan manusia.

Yang terpenting dalam hal ini yaitu kita semua harus takut terjatuh kepada kesyirikan. Dan kita semua harus waspada. Dan tentu ketakutan kita kepada kesyirikan harus lebih besar dari pada ketakutan kita kepada perkara-perkara yang lain. Kita semua harus berusaha dengan kuat jangan sampai kita terjatuh kepada kesyirikan.

Diantara bentuk usaha yang harus kita lakukan yaitu kita harus mengetahui apa itu kesyirikan. Karena para ulama Rahimahumullah sejak dahulu telah mengatakan, “Bagaimana seseorang menghindari sesuatu apa yang dia tidak ketahui apa yang harus dia hindari?”

Yang tidak mengetahui apa itu syirik? Apa jenis-jenis kesyirikan? Apa hakikat kesyirikan? Dan apa saja perkara-perkara yang masuk dalam kesyirikan dan bagaimana ia bisa menghindar dari kesyirikan tersebut.

Karena langkah pertama untuk menghindar dari kesyirikan yaitu dengan mengetahui apa itu syirik? Apa hakikat syirik? Dengan pengetahuan ini, kita bisa menghindar dan mewaspadai apa yang kita takutkan, yaitu terjatuh kepada kesyirikan.

Maka sebagian ulama Salaf pernah mengatakan tentang definisi taqwa, bahwa takwa kepada Allah adalah melaksanakan ketaatan kepada Allah diatas petunjuk dari Allah dengan mengharap pahala dari Allah dan meninggalkan maksiat kepada Allah. Dan maksiat yang paling besar yaitu kesyirikan.

Maka seseorang harus mengetahui apa itu syirik? Mengetahui hakikat kesyirikan, bahaya kesyirikan dan akibat dari kesyirikan tersebut. Agar ia bisa mewaspadai dari terjatuh kepada kesyirikan. Termasuk ia juga ajarkan kepada anak-anak mereka.

Dalam wasiat Luqman kepada anaknya, beliau mengatakan:

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّـهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ ﴿١٣﴾

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.” (QS. Luqman[31]: 13)

Luqman memperingatkan anaknya jangan sampai terjatuh kepada kesyirikan, juga menjelaskan bahaya dari kesyirikan dan bahwasannya kesyirikan adalah kedzaliman yang paling besar.

Maka dari sini Syaikh bin Baz Rahimahullah dalam kitab ini mulai menjelaskan tentang hakikat kesyirikan dan jenis-jenis kesyirikan.

Beliau Rahimahullah mengatakan bahwa Syirik besar membuat amalan-amalan menjadi terhapus. Yaitu seluruh amalan akan terhapus dan tidak akan mendapatkan pahala. Allah Ta’ala berfirman:

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ ﴿٦٥﴾ بَلِ اللَّـهَ فَاعْبُدْ وَكُن مِّنَ الشَّاكِرِينَ ﴿٦٦﴾

“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. “Jika kamu mempersekutukan Allah, niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. Karena itu, maka hendaklah Allah saja kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur”.” (QS. Az-Zumar[39]: 66)

Simak pada menit ke-22:09

Downlod MP3 Ceramah Agama Tentang Hati-Hati Amalan Terhapus Karena Riya’


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/47011-hati-hati-amalan-terhapus-karena-riya/